Paku keling termasuk dalam kategori sambungan tetap. yaitu sambungan yang tidak dapat dibuka kecuali dengan merusaknya.
Di dunia industri kita mengenal adanya dua sambungan, yaitu sambungan tetap dan sambungan tidak tetap. Kali ini kita akan membahas tentang sambungan tetap yaitu sambungan paku keling atau rivet.
Daftar Isi
Bagian-Bagian Paku Keling
1. Kepala
Bagian terluar dari paku keling yang berfungsi untuk mengunci bagian yang akan dikeling.
2. Badan / Body
Bagian yang masuk ke dalam lubang benda yang akan dikeling.
3. Ekor
Bagian yang akan dikeling atau diubah bentuknya sehingga dapat menyambungkan benda kerja.
Jenis sambungan keling
1. Sambungan Kuat
Sambungan paku keling yang hanya memerlukan kekuatan saja seperti sambungan keling kerangka bangunan, jembatan, chasis mobil, dan lain-lain.
2. Sambungan Kuat dan Rapat
Sambungan paku keling yang memerlukan kekuatan dan kerapatan seperti sambungan keling ketel uap, tangki-tangki muatan tekanan tinggi, dan dinding kapal.
3. Sambungan Rapat
Sambungan paku keling yang memerlukan kerapatan seperti sambungan keling tangki-tangki zat cair dan bejana tekanan rendah.
Bentuk Kampuh Keling
Kampuh sambungan keling dibuat menurut kebutuhan kekuatan dan kerapatan yang dikehendaki.
1. Kampuh Berimpit
Kampuh berimpit dibentuk dengan memperimpitkan kedua pinggir pelat yang disambung, kemudian dikeling. Kampuh berimpit biasanya untuk kekuatan kecil, sedang dan juga untuk sambungan yang hanya memerlukan kerapatan.
Jika diperlukan kerapatan, antara kedua pelat diberi bahan perekat, seperti kain rami yang dibasahi cat, gasket, dan lain- lain. Kampuh berimpit ada yang dikeling tunggal , dikeling ganda, atau dikeling tiga baris. Diameter paku dipilih dengan patokan:
S = tebal pelat (cm)
Jarak antar paku t = 3d + 0,5 cm. Jika dikeling 2 atau 3 baris. Jarak antara baris dengan baris a, diambil 2,5 – 3,5 d.
Jarak antar baris paku ke pinggir pelat e = ½ t.
2. Kampuh Bilah Tunggal
Kampuh bilah tunggal dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya tarik terlalu besar, dalam arah seperti pada gambar. Jika gaya P terlalu besar, dapat menyebabkan lengkung bilah dan merenggangnya sambungan.
Tebal bilah S1 biasanya 0,6 – 0,8S dan maksimal S1 = S. Seperti halnya kampuh berimpit, kampuh bilah tunggal ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris.
3. Kampuh Bilah Ganda
Kampuh bilah ganda banyak digunakan untuk sambungan yang menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi misalnya sambungan memanjang badan ketel uap.
Kampuh bilah ganda, seperti halnya kampuh bilah tunggal ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris.
Jenis Bentuk Paku Keling
Bentuk dan ukuran paku keling di bawah ini berdasarkan normalisasi DIN 101.
Menghitung Kekuatan Sambungan Keling Sederhana
Menghitung kekuatan sambungan paku keling, maka seluruh pcmbebanan dianggap bekerja pada paku kelingnya. Untuk Iwimpuh berimpit dilakukan sebagai berikut: Beban sebesar F bekerja pada penampang A atas dasar geseran
Keterangan:
F = beban dalam kg
n = jumlah paku
d = diameter paku dalam cm
σ = tegangan geser izin dalam kg/cm2
Kemungkinan lain dapat juga terjadi bahwa disebabkan oleh beban F tadi bukannya paku kelingnya putus, melainkan pelatnya akan sobek sepanjang A1 Untuk menghindari ini, maka telah ditetapkan bahwa jarak antara sumbu paku dengan sisi pelat adalah:
k = 1,5 d – 2d
Juga disebabkan pembebanan tumpu, maka pelat di belakang paku akan membesar, untuk menghitungnya berlaku rumus di bawah ini.
atau
Keterangan:
δ = tebal pelat dalam cm
σg = tegangan tumpu
Penampang a – a dari pelatnya dibebani gaya tarik. Dengan adanya lubang dengan diameter d, maka panjang b menjadi berkurang. Maka ramus lebar pelatnya adalah
Keterangan:
b = lebar pelat dalam cm
σt = tegangan tarik dalam kg/cm2
n = jumlah paku sebaris
d = diameter lubang dalam cm.
Pada kampuh bilah ganda, tiap-tiap paku keling seolah-olah dipotong di dua tempat yang disebabkan oleh beban sebesar F, dengan demikian rumusnya menjadi:
n = jumlah paku keling
Besarnya tegangan tarik untuk baja konstruksi adalah:
t= 1.400 kg/cm2
Besarnya tegangan geser dan tegangan tumbuk tergantung dari jarak antara sumbu paku keling dengan tepi pelat, yaitu:
Cara – cara pengelingan
Proses pengelingan seperti gambar di bawah ini :
Urutan mengeling :
Gambar a
memperlihatkan bahwa paku keling telah dimasukkan ke dalam lubang paku keling yang telah dibor lebih dahulu dengan ukuran bor yang sesuai.
Gambar b
dengan ditahan oleh batang penahan kepala, logam yang akan dikeling dirapatkan dengan batang perapat. Demikian pula kedudukan batang paku keling akan berdiri tegak lurus.
Gambar c
adalah bagian untuk kepala pengikat dari batang paku keling, dipukul-pukul sehingga melebar dan batang paku mengembang sampai menjadi padat.
Gambar d
adalah pekerjaan membentuk bulat kepala pengikat dengan jalan dipukul sekelilingnya dengan mempergunakan kepala palu-konde.
Gambar e
adalah pekerjaan membulatkan dan menghaluskan kepala pengikat dengan mempergunakan “batang- pembentuk-kepala” dan ditahan dengan “batang-penahan-kepala”.
Demikianlah pembahasan singkat mengenai sambungan paku keling atau rivet. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk share dengan teman-teman yang lain.
Muhammad Reza Furqoni atau biasa disapa Reza adalah founder dan CEO di teknikece.com Sebelum mendirikan teknikece.com, ia dikenal sebagai seorang mahasiswa dan aktif menulis artikel terkait perkembangan dunia teknologi.