Sifat Alat Ukur

Sifat alat ukur bermacam-macam. Mengapa seperti itu? Karena, tidak ada alat ukur yang sempurna. Namun hanya pada batas-batas tertentu alat ukur dianggap cukup baik untuk digunakan dalam proses pengukuran.

Sifat yang ada pada alat ukur membuat kita mengetahui cara merawat dan apa saja hal-hal yang tidak boleh dilakukan kepada alat ukur. Semakin sifatnya terjaga, semakin baik pula hasil pengukuran yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila sifat alat ukur tidak dijaga, maka hasil pengukuran yang dilakukan tidak tepat.

Hasil pengukuran yang tidak tepat atau salah menyebabkan benda kerja menjadi tidak berguna. Maka dari itu penjagaan sifat ini sangat diperlukan. Kali ini akan kita bahas apa saja sifat-sifat yang ada pada alat ukur.

8 Sifat Alat Ukur

1. Kemudahan baca (readability)

sifat kemudahan baca dari alat ukur
uxmastery.com

artinya hasil pengukuran memberikan angka yang jelas terbaca. Keterbacaan angka dan garis skala sangatlah penting. 

Kemampuan sistem penunjuk alat ukur untuk menunjukkan suatu angka yang jelas disebut kemudahan baca (readibility).

Pembuatan skala nonius atau garis-garis tipis dengan jarak yang kecil tipis akan memberikan kemudahan untuk membaca alat ukur.

Namun kesalahan baca pada skala nonius bisa saja terjadi. Apalagi jika operator pengukuran memiliki mata minus, pasti akan kesulitan membaca skalanya.

Sehingga dikembangkan sistem penunjuk digital elektronik untuk memberikan hasil pengukuran yang akurat dang mengurangi kesalahan baca saat mengukur.

2. Rantai kalibrasi/mampu usut (traceability)

alat ukur dapat di kalibrasi
depositphotos.com

alat ukur harus dapat dikalibrasi dan mempunyai alat ukur untuk mengkalibrasi. Semakin sering dipakai, alat ukur akan mengalami penyimpangan.

Penyimpangan ini bisa dihilangkan dengan cara mengkalibrasi alat ukur. Setiap alat ukur memiliki alat kalibrasi dan cara kalibrasi yang berbeda-beda.

3. Kepekaan (sensitifity)

kepekaan dial indikator
onallcylinders.com

Setiap alat ukur harus memiliki kepekaan tertentu, maksudnya kemampuan merasakan suatu perbedaan yang relatif kecil dari benda yang diukur.

Semakin peka alat ukur maka semakin baik hasil pengukurannya. Misalnya saat memeriksa perbedaan panjang benda yang relatif kecil menggunakan dua alat ukur yang sama jenisnya.

Sebut saja alat ukur A dan B. Jika alat ukur A memberikan hasil yang lebih jelas dibanding alat ukur B, maka bisa dikatakan  alat ukur A lebih peka daripada alat ukur B.

Kepekaan suatu alat ukur  ditentukan oleh mekanisme pengubah dan harga pengukurannya.

4. Kestabilan nol (zero stability)

Analog Voltmeter posisi nol
hpssociety.info

apabila alat ukur dikembalikan pada posisi semula maka harus dapat kembali pada posisi nol. Jika saat dikembalikan pada posisi semula tidak dapat kembali pada posisi nol.

Maka alat ukur harus dikalibrasi. Sebaiknya alat ukur yang mengalami penyimpangan seperti ini jangan digunakan dulu sebelum dikalibrasi.

5. Histerisis

selisih dari penyimpangan atas dan bawah
timbanganstatik.blogspot.com

Tingkat penyimpangan yang timbul pada saat dilakukan pengukuran dari nol ke skala maksimum kemudian dari skala maksimum ke nol disebut histerisis.

Pada beberapa alat ukur sifat yang merugikan ini sering timbul. Contohnya pada jam ukur. 

Histerisis pada jam ukur disebabkan karena pada saat poros bergerak ke atas poros melawan gaya gesekan serta gaya pegas dari jam ukur.

Sedangkan pada saat bergerak turun poros menerima gaya pegas dan melawan gesekan.

6. Kelambatan reaksi/kepasifan (pasifity)

kepasifan dial
pixabay.com

Alat ukur harus memiliki sifat kepasifan yang kecil, dimana suatu perbedaan atau perubahan kecil dari harga yang diukur tidak meninggalkan suatu apapun pada jarum penunjuk. 

Kepasifan bisa juga diartikan sebagai kelambatan alat ukur untuk bereaksi atas adanya perubahan yang dirasakan oleh sensor.

Kerugian seperti ini dapat dialami alat ukur pneumatis dengan sistem tekanan balik, yaitu apabila pipa elastis yang menghubungkan sensor dengan ruang perantara terlalu panjang.

7. Pergeseran (shifting)

pergeseran pada jangka sorong
marineinsight.com

Faktor pergeseran harus sekecil mungkin, jika bisa tidak ada sama sekali. Pergeseran adalah perubahan yang terjadi pada penunjuk (pencatat/digital). Padahal tidak ada perubahan pada benda yang diukur.

8. Pengambangan (floating)

pengambangan
naqiyaaiko.blogspot.com

Semakin peka alat ukur, semakin besar pula kemungkinan pengambangannya. Pengambangan harus dihindari dengan cara memperbaiki alat ukurnya, menghilangkan getaran pada waktu mengukur atau menggunakannya secara hati-hati. 

Demikaianlah pembahasan lengkap mengenai sifat-sifat alat ukur. Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.

Tinggalkan komentar